Sejarah Batik Pekalongan

KOTOMONO.CO – Pekalongan memang telah sebagai kota batik yg terkenal di Indonesia. Ditambah Batik kiniini sudah diakui sang UNESCO menjadi warisan Budaya Tak Benda Milik Bangsa Indonesia. Keberadaan batik sendiri telah menjadi urat nadi wargaKota Pekalongan karena dominan bekerja pada bidang perbatikan sehingga Kota Pekalongan mempunyai SDM batik yang mumpuni.
Terlepas dari itu, perkembangan Batik di Pekalongan sangatlah panjang. Batik yg dahulunya digunakan oleh Bangsawan kerajaan Majapahit hingga Mataram Hindu sekarang telah sebagai sandang sehari-hari bagi masyarakat Pekalongan.
Sejarah Pembatikan di Pekalongan, sangat berkaitan dengan perkembangan peradaban kerajaan Mataram Islam serta mengikuti penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa yang dilakukan oleh para Wali & pedagang muslim yang tiba ke Pekalongan.
Dalam beberapa catatan sejarah menunjukan, bahwa perkembangan batik pada Pekalongan telah mulai dilaksanakan pada masa Kerajaan Mataram Islam lebih kurang abad 17 Masehi. Dalam dokumen milik V.O.C disebutkan bahwa pada tahun 1740 pernah terjadi pengiriman kain berdasarkan Pekalongan ke Batavia (sekarang Jakarta) menggunakan omset sebanyak 20 ribu Real Spanyol (mata uang V.O.C kala itu) per tahun.
BACA JUGA: Batik itu Bukan Ilmu Sembarangan Lho, Tenan!
Ketika Sultan Agung memerintah Kerajaan Mataram, di Pekalongan sudah ada penjual batik protesis Pronocitro, yakni seseorang saudagar batik Pekalongan yg bernama Nyai Singobarong. Sedangkan proses pembuatan membatik di daerah Pekalongan, diperkirakan sudah adadari tahun 1830 atau paska perang Jawa, waktu itu residu-residu pasukan Laskar Diponegoro menetap & membuatkan usaha batik disini.
Sehingga banyak bermunculan wilayah permukiman baru pada Pekalongan yang membuat batik, akhirnya menyebar ke wilayah selatan Pekalongan seperti Kedungwuni & daerah barat seperti Wiradesa & Tirto. Selain itu daerah Pekalongan bagian timur seperti Setono, Nglumprit dan Warungasem – Batang pula mulai menjadi permukiman batik.
Oleh karena itu, Pekalongan mulai dikenal sebagai wilayah pengembang sekaligus perdagangan batik. Tak heran apabila daerah Pekalongan banyak pada datangi sang para pedagang menurut Melayu, Bugis, Cina, Arab, India ,bahkan Eropa. Hal inilah yg menjadi pengaruh perkembangan motif dan warna-rona pada perkembangan batik Pekalongan kala itu.Batik Pekalongan oleh Perempuan Indo-Eropa
Kejayan Batik Pekalongan mulai dikenal sejak sejumlah Perempuan Indo-Eropa mau terjun ke global Batik. Alasan mereka mau terjun ke dunia batik karena kalangan indo-eropa berakibat sarung batik menjadi pakaian resmi mereka. menurut kitabkarangan Harmen Velduisen yang berjudul “Batik Belanda 1840-1940, impak Belanda pada batik Jawa, Sejarah dan kisah-kisah disekitarnya” mengungkapkan bahwa orang-orang indo-eropa ini merupakan istri-istri dari sejumlah pejabat Kota Praja.
BACA JUGA: Oey Soe Tjoen, Legenda Batik Tionghoa dari Pekalongan
Sebagian akbar mereka menetap pada Kampung Eropa, antara lain di Jalan Harenstraat (kiniJalan Diponegoro & Imam Bonjol), jalan Residenweg (Jalan Progo) dan sekitar Bugisan. Tokoh yg populer adalah Lein Metzelaar, eliza Charlota van Zuylen, dan Christina van Zuylen. Sedangkan produsen batik yg populer berdasarkan kalangan Tionghoa adalah Oey Soe Chun, Oey Soen King, Liem Ping Wie.
Pada masa itu, pola kerja pembuatan batik ditentukan sang siklus pertanian. waktu masa tanam atau masa panen, mereka (penghasil batik pribumi) sepenuhnya bekerja disawah. Diantara jeda antara musim tanam dan panen, mereka fokus mengerjakan batik.Perkembangan Motif Batik Pekalongan
Perkembangan motif batik Pekalongan pun sangat beragam corak, warna mempunyai kekhasan tersendiri seperti Khas India, Persia, Turki, Cina, dan Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, sempat berkembang pula motif bergaya Jepang yaitu disebut Batik Java Hokokai atau Batik Jawa Baru. Dan motif yg terpengaruh budaya Arab merupakan Motif Jlamprang yang kiniini sebagai ciri khas Kota Pekalongan.
Demikian Sejarah Batik Pekalongan, semoga bermanfaat dan JANGAN LUPA SHARE ARTIKEL INI DI AKUN SOSMED MU buat Kejayaan Pekalongan.
BACA JUGA: Pesona Batik Peranakan Dalam Akulturasi Budaya Pekalongan
Nantikan postingan selanjutnya yang akan membahas Masa Keemasan Batik Pekalongan dan Sejarah Motif Jlamprang yang legendaris itu. Salam wong Pekalongan
Penulis : Gagah Priangga Sumber :Dirhamsyah, M. (2015). Pekalongan Yang (Tak) Terlupakan. Pekalongan: KPAD Kota Pekalongan.Image : beritadaerah.co.id/tag/batik-tulis