Sejarah Kain Batik Yogyakarta - Jogja Konveksi Id

Sejarah Kain Batik – Pada 02 Oktober 2009 UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) menetapkan batik menjadi warisan global yg berasal menurut Indonesia. Mereka menilai bahwa segala hal terkait batik seperti teknik, simbolisme dan budaya telah inheren erat dengan kebudayaanmasyarakat Indonesia. Mulai berdasarkan prosesi kelahiran sampai kematian nir luput menurut budaya batik. Sehingga batik menjadi seperti simbol dan makna filosofis kehidupan masyarakat Indonesia.Perempuan produsen batik tulis di Yogyakarta, sekitar 1930 (asal: id.wikipedia.org)
Saat ini, penggunaan batik tidak lagi identik menggunakan acara-program tradisional atau kegiataan kebudayaan. Motif batik jua telah digunakan menjadi galat satu gaya fashion, baik buat program formal atau informal. Lantaran itu menjadi generasi belia, kita perlu buat mengetahui sejarah kain batik menggunakan lebih mendalam. Sehingga kita sanggup tahu pesan moral dan pesan sosial dibalik berbagai macam corak batik yang terdapat. Dengan demikian kita mampu menghargai dan memaknai kain batik yg kita kenakan.Sejarah Kain Batik
Arkeolog Belanda, JLA Brandes, menyatakan bahwa batik adalah keliru satu dari 10 kebudayaan asli yang dimiliki bangsa Indonesia. Namun, dilansir menurut National Geographic, arkeolog Belanda lain, NJ Krom, menilai bahwa batik sebelumnya juga sudah berkembang pada India, khususnya pantai Koromandel. Dari India melalui jalur perdagangan, batik pun dibawa ke Indonesia. Menurutnya impak india ini terlihat mayoritas pada motif batik terutama yang berasal menurut Jawa.Sri Sultan Hamengku Bawono ka 10 tampak mengenakan batik motif Parang Gendreh Ceplok Nagaraja latar putih (asal: www.kratonjogja.id)
Adapun sejarah kain batik khas Yogyakarta tidak terlepas berdasarkan sejarah berdirinya kebangkitan Kerajaan Mataram Islam yang dibangun sang Panembahan Senopati. Selama perjuangan mendirikan Mataram, Panembahan Senopati seringkali bertapa melakukan pengembaraan dan laris spiritual pada sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa. Konon, lansekap & pemandangan loka tadi, yang dihiasi oleh deburan ombak menghantam barisan tebing atau dinding karang, telah mengilhaminya menciptakan pola batik parang. Motif ini kemudian sebagai keliru satu yang spesialmenurut pakaian Mataram.
Perkembangan kain batik awalnya memang masih terbatas di lingkungan keraton. Kegiatan membatik adalah bagian menurut pendidikan putri bangsawan di dalamkeraton. Saat itu, lakumembatik hanya dilakukan sang para ratu & putri kerajaan yg dibantu sang para Abdi Dalem wanita. Tetapi lambat laun kegiatan membatik menjadi meluas pada lapisan wargaumum. Hal ini sering menjadikan makna filosofi menurut kain batik sebagai semakin pudar, dikarenakan penggunaan ditengah wargaacapkali tanpa tahu makna dan pesan di dalamnya.
Batik ternyata tidak hanya sebagai sekedar epilog tubuh atau pakaian, lebih menurut itu ternyata batik Yogyakarta khususnya sebagai bukti diri status sosial pada tengah warga . Ada batik kraton & batik embargo yg hanya boleh dipakai oleh para raja, ratu dan kerabat dekatnya. Ada juga batik sudagaran yg digunakan sang mereka orang-orang kaya selain keturunanraja. Selain itu terdapat pula batik petani/wargayakni jenis pakaian batik yang digunakan oleh rakyat generik.Istilah Kata Batik
Kata batik dalam bahasa Jawa dari menurut akar istilah tik yg merujuk pada pekerjaan tangan yang halus, lembut, & detil, yang mengandung unsur estetika (seni). Kata tik juga merujuk pada proses pembuatan corak kain dengan ‘”menitikkan’” malam (lilin) dengan indera bernama canting sebagai akibatnya membentuk corak yg terdiri atas susunan titikan & goresan.
Dalam penerangan lain, disebutkan bahwa makna batik sendiri bisa mengacu dalam dua hal. Mengacu dalam teknik pembuatan, batik merupakan teknik pewarnaan yg menggunakan malam menjadi perintang bahan pewarna dalam kain (wax-resist dyeing). Mengacu pada motif & pola, batik adalah kain atau busanayg dibentuk menggunakan teknik tersebut, & memiliki motif-motif eksklusif yang khas.Motif Kain Batik Yogyakarta
Kain batik mempunyai motif yg cenderung mencerminkan filosofi kehidupan wargadimana batik itu dibentuk. Demikian pula halnya batik khas Yogyakarta, memiliki variasi tersendiri yg spesial. Untuk batik tradisional pada lingkungan keraton Yogyakarta memiliki ciri spesialdalam tampilan dasar putih yg mencolok bersih. Ciri khas lainnya berdasarkan sisi pola geometri, berukuran motif yang akbar & sebagian antara lain didominasi oleh pola parang dan nitik. Adapun motif kain batik Yogyakarta merupakan sebagi berikut:1. Motif Kawung
Asal muasal nama kawung, sebagai orang meyakini kawung merupakan keliru satu jenis pohon palem atau aren dengan butir berbentuk oval, berwarna putih jernih yg seringkali diklaim biji kolang-kaling. Adapun pendapat yg lain motif inimerupakan sterilisasi terataiatau lotus. Gambar salahsatu motif batik kawung (asal: batik-tulis.com)
Secara filosofis motif kawung ini bermakna kesucian & kesakralan dengan adanya bunga lotus yg sebagai simbol yang kuasa-ilahi penganut hindu & budha. Makna filosofis yang lebih mendalam dari susunan pola melambangkan empat arah mata angin yang mengelilingi satu pusay kekuatan. Arah timur, sebagai arah mentariterbit & melambangkan asal kehidupan, utara dengan gunung yang melambangkan loka tinggal para yang kuasa atau roh, barat sebagai loka tenggelamnya surya melambangkan turunnya keberuntungan & selatan atau zenit menjadi zenit segalanya.
Hal ini melambangkan bahwa raja menjadi sentra episentrum yg dikelilingi oleh rakyatnya. Demikian jua kerajaan menjadi pusat peradaban berupa seni budaya, ilmu, pemerintahan, agama & perekonomian. Kepatuhan pada raja & pengayoman raja pada warga . Secara singkat batik Yogyakarta motif kawung ini menjadi simbol keadilan dan kesejahteraan.2. Motif Lereng
Motif lereng adalah pola baris diagonal diantara motif parang. Pola lereng yg sejenis berupa deretan garis diagonal sempit yang dipenuhi menggunakan lereng berdasarkan pola mini. Salah satu motif lereng yg tak jarang ditemui merupakan udang liris atau hujan ringan. Motif batik ini melambangkan kesuburan, harapan kemakmuran dan tekad dan keberanian untuk melaksanakanpengabdian kepada warga .Salah satu jenis motif lereng yakni udang liris (asal: batik-tulis.com)tiga. Motif Nitik
Untuk jenis motif batik nitik yang seringkali dipakai pada upacara pernihakan merupakan nitik cakar. Namanya demikian lantaran dalam bagian motifnya masih ada ornamen berbentuk seperti cakar ayam. Dikarenakan cakar ayam ini sang ayam dipakai untuk mengais tanah dengan mengais makanan. Hal ini sebagai doa dan motovasi bagi pasangan yg sedang memulai mengaruhi bahtera tempat tinggaltangga pada hal kewajiban suami mencari nafkah famili.Contoh motif nitik cakar (asal: pinterest)4. Motif Semen
Motif semen mendeskripsikan kehidupan yang bersemi, yakni kehidupan yang mengarah kepada kemakmuran dan kesejahteraan. Adapun jenis motif ini antara lain ornamen yang menggambarkan flora atau timbuhan dan fauna atau fauna. Jenis selanjutnya merupakan ornamen yg mendeskripsikan udara misalnya awan mega mendung. Dan ada juga ornamen yg menggambarkan air & laut.Contoh batik semen rama yg menggambarakn kehidupan air, darat & udara sebagai satu kesatuan (asal: magazine.job-like.com)5. Motif Gurda
Kata gurda asal dari istilah garuda, yaitu sejenisburung akbar yang berdasarkan etos orang jawa khususnya Yogyakarta mempunyai kedudukan yg sangat penting. Motif gurda ini terdiri berdasarkan 2 butir sayap atau lar dan ditengah-tengah terdapat badan dan ekor. Menurut rakyat Jawa burung ini dipercaya hewan yang suci.Contoh motif batik gurda (sumber: bagiinfo.com)
Demikianlah sejarah kain batik, motif dan makna filosofi yg terkandung masing-masing motif kain batik. Kira-kira menurut kelima motif kain batik diatas manakah yang sobat Jogjakonveksi paling sukai. Baca juga artikel kami yang lain misalnya jenis kain konveksi menjadi wawasan bagi sobat yg ingin terjun dalam bisnis konveksi. Semoga bermafaat, sampai bertemu diartikel menarik berikutnya.