Batik Cirebon – Parahitacraft

Batik Cirebon merupakan ragam batik spesialCirebon yg merupakan keliru satu dari empat sentra industri batik pada Jawa Barat yang terdapat sampai sekarang. Tiga pusat industri batik lainnya merupakan Indramayu, Tasikmalaya, dan Garut. Meskipun demikian, Cirebon merupakan sentra batik tertua yg memberikan impak terhadap ragam pola batik di pusat-sentra industri batik lain di Jawa Barat.
Motif batik Cirebon yg paling terkenal & menjadi ikon Cirebon merupakan motif Megamendung. Motif ini melambangkan awan pembawa hujan sebagai lambang kesuburan & pemberi kehidupan. Sejarah motif ini berkaitan dengan sejarah kedatangan bangsa Cina pada Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan perempuanTionghoa bernama Ong Tie. Motif ini mempunyai gradasi rona yang sangat bagus dengan proses pewarnaan yg dilakukan sebesar lebih berdasarkan tiga kali.
Batik yg ada pada wilayah Cirebon berkaitan dengan kesultanan-kesultanan yang terdapat pada daerah ini, diantaranya yaitu kesultanan Kasepuhan & kesultanan Kanoman. Pola penyebaran Batik Cirebon sama dengan pola penyebaran batik Yogya atau Solo yakni pertama-tama timbul pada lingkungan dalam keraton kemudian dibawa keluar lingkungan keraton oleh para abdi dalem yg bertempat tinggal pada luar keraton.
Pada mulanya, seni membatik hanya dipelajari para putri keraton buat mengisi ketika senggang mereka. Ornamen batik yg berkembang saat itu antara lain ornamen Paksi Naga Liman, Siti Inggil, Kanoman, Taman Kasepuhan, & Taman Sunyaragi. Batik yg dihasilkan disebut batik bergaya keratonan.
Selanjutnya, masyarakat Cirebon pula mengusut seni batik sebagai barang dagangan. Ornamen yg didapatkan diklaim pesisiran dan batik yang dihasilkan disebut batik pesisiran.
Motif atau ornamen batik Cirebon dikelompokkan sebagai ornamen batik Pesisiran dan batik Keraton, yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Ornamen batik keraton termasuk dalam batik klasik, contohnya motif Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, dan sebagainya. Ornamen batik Cirebon cukup bervariasi, lantaran selain dikembangkan oleh famili keraton dan masyarakat yg setia pada sultan, wargaCirebon pula mempunyai karakter terbuka terhadap budaya asing. Ornamen yg didapatkan misalnya ornamen Paksi Naga Liman yang memperoleh pengaruh berdasarkan Persia, Soko Cino berdasarkan keramik Cina, & Buraq berdasarkan Arab.Ornamen batik keraton memiliki pola yang standar, memiliki nilai simbolis, dan bermakna religius. Sementara itu, pola batik pesisiran sangat bergerak maju & mengikuti permintaan pasar. Secara garis besar , ornamen Batik Cirebon bisa digolongkan menjadi lima jenis, yaitu Wadasan, Geometris, Pangkaan, Byur, dan Semarangan.Wadasan : Batik yang didapatkan umumnya dianggap batik Keraton, ditandai menggunakan ornamen-ornamen yang asal berdasarkan Keraton Cirebon. Nama-nama buat motifnya antara lain adalah Singa Payung, Naga Saba, Taman Arum, & Mega Mendung.Geometris : Kain yang dirancang sebelumnya wajibdiberi garis-garis menggunakan bantuan penggaris. Misalnya merupakan motif Tambal Sewu, Liris, Kawung, dan Lengko-lengko.Pangkaan (Buketan) : Motif batik menampilkan lukisan pohon atau rangkaian bunga yang lengkap, acapkali dilengkapi burung atau kupu-kupu. Nama-nama buat motifnya diantaranya adalah Pring Sedapur, Kelapa Setundun, Soko Cina, dan Kembang Terompet.Byur : Motif batik ini ditandai menggunakan ornamen bunga & dedaunan kecil yang mengelilingi ornamen utama secara penuh, contohnya adalah Karang Jahe, Mawar Sepasang, Dara Tarung, dan Banyak Angrum.Semarangan : Motif ini menampilkan penataan ornamen yg sama atau motif ulang yang ditata agak renggang, misalnya merupakan motif Piring Selampad & Kembang Kantil.
Proses pembuatan batik Cirebon memiliki sembilan termin pembuatan sebagaimana pada bawah ini.Potong : Pemotongan bahan standar sinkron dengan kebutuhan.Angetel : menghilangkan kanji menurut bahan standar (umumnya kain mori atau katun) menggunakan cara membasahi mori tadi menggunakan larutan : minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya. Lalu larutan tadi diratakan ke seluruh bahan baku, sesudah homogen dijemur sampai kering lalu beri larutan kembali dan dijemur lagi. Proses ini diulang-ulang hingga 3 minggu lamanya kemudian pada cuci hingga bersih. Proses ini supaya zat warna sanggup meresap ke pada serat kain menggunakan sempurna.Anglengreng : Menggambar eksklusif dalam kain.Isen-isen : memberi variasi dalam ornamen (motif) yang telah di lengreng.Nembok : menutup ngeblok bagian dasar kain yg tidak perlu diwarnai.Ngobat : Mewarnai batik yg sudah ditembok dengan cara dicelupkan dalam larutan zat warna.Anglorod : Menghilangkan lilin menggunakan cara direbus dalam air mendidih.Angumbah : sesudah lilin tanggal berdasarkan kain, lalu dicuci hingga higienis.Pe : Pengeringan kain batik yang telah dicuci dengan cara dijemur.
Teknik pembuatan batik Cirebon antara lain merupakan dengan menciptakan garis tipis-tipis atau garis kontur pola (Cirebon: Wit) dalam kain yg akan dibatik. Garis wit ini sangat tipis tetapi mempunyai rona yang lebih tua dibandingkan rona kain yang akan dibatik. Pengerjaan pembuatan garis wit pada kain pada bahasa Cirebon dianggap Anglengreng (“menggambar pola”). Pada proses pengerjaannya, penggambar pola atau tukang lengreng hanya menggambar satu goresan garis wit. Dengan demikian, pada tahapan selanjutnya (nembok atau menutup bagian dasar kain yg tidak perlu diwarnai), penghasil tembok wajibmembuat sendiri garis wit tersebut. Hal ini yg mengakibatkan seorang pembuat tembok wajibmemiliki keahlian spesifik agar terbentuk pola batik sesuai menggunakan yang diinginkan.