√ Penuh Makna! Ini Beliau 12+ Motif Batik Solo Beserta Penjelasannya

Riverspace.org – Motif batik solo menjadi galat satu pembahasan yg menarik, sebab sebagai satu ikon batik Indonesia yg sangat berpengaruh dan poly memikat perhatian dunia.
Batik di daerah Solo dibentuk secara turun temurun, sampai melahirkan banyak sekali motif, mulai berdasarkan ratusan sampai ribuan.
Sudah banyak sekali cerita sejarah yg membahas tentang awal mula kemunculan batik Solo yg sangat memukau global di Indonesia ini. Biasanya batik Solo ini tak jarang sekali motif-motif dan jua ragam desainnya dipakai saat acara pernikahan.
Berbagai perbedaan motif belakangan ini terjadi karena motif-motif ini bukanlah gambar semata. Namun lebih mengandung makna yang bisa didapat menurut leluhur yg dalam awalnya menganut kepercayaananimisme, dinamisme atau Hindu-Budha.
Pada zaman dulu batik ini poly dipakai menjadi bahan mata pencaharian oleh para wanita Pulau Jawa. Bahkan kegiatan kerajinan batik di lingkungan Keraton Surakarta sudah dipercaya menjadi pekerjaan eksklusif.
Sudah penasaran? Yuk eksklusif simak saja penerangan pada artikel berikut!Sejarah Motif Batik Solo
Seperti yg sudah kita ketahui beserta, bahwa batik merupakan budaya yang dari menurut warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah yg beredar, kerajinan batik mulai berkembang ketika masa Kerajaan Majapahit sedang berkuasa.
Batik di wilayah Solo banyak juga diklaim sebagai batik laweyang yang diperkirakan sudah mulai berkembang sebelum memasuki abad ke-15 Masehi. Pada ketika itu mulai berkembang dalam masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir) di Keraton Pajang.
Kemudian orang yang pertama kali memakai batik di Desa Laweyan adalah Ki Ageng Henis. Beliau adalah putra Ki Ageng Selo yang masih satu keturunan dari Brawijaya V yang berdomisili pada Desa Laweyang sejak tahun1546 Masehi.
Beliau jua sering dipanggil dengan Ki Ageng Laweyan yg merupakan Manggala Pinatuwaning Nagari semasa Jaka Tingkir masih menjadi Adipati Pajang. Ki Ageng henis adalah kakek berdasarkan Danang Sutawijaya yg menjadi pendiri Kerajaan Mataram.
Pasar Laweyan dulunya bernama pasar Lawe (bahan baku tanam) yg sangat ramai dengan pembeli. Bahan baku yang disediakan pada pasar ini seperti kapas yg pada masa tersebut poly dihasilkan dari Desa Pedan, Juwaring & Gawok yg masih termasuk wilayah Kerajaan Pajang.Ciri Motif Batik Solo
Untuk memudahkan Anda buat mengetahui apakah batik tersebut termasuk jenis motif batik Solo, maka sebenarnya terdapat karakteristik-ciri yang sangat umum. Apakah ciri-ciri tersebut? Berikut ini adalah karakteristik spesialatau ciri-karakteristik dari batik Solo, diantaranya:Batik Solo banyak dikenal dengan corak & pola tradisionalnya dalam proses pengerjaan, yakni menggunakan batik cap & batik tulis.Bahan dasar yang dipakai dalam proses pewarnaan masih permanen menggunakan bahan-bahan dalam negeri.Batik Solo memiliki kesamaan warna coklat soga lebih kekuning-kuninganBatik Solo banyak dikenal menggunakan berukuran motifnya yang lebih mini.Mempunyai ciri spesialgeometris.
Pelajari Juga! Motif Batik Jawa TimurRagam Motif Batik Solo
Solo sebagai galat satu daerah pengrajin batik terbesar ternyata mempunyai banyak motif yang berkembang dan disukai sang banyak kalangan. Sebenarnya motif batik Solo terdapat 12 macam, tetapi yang paling populer di kalangan masyarakat ada 7 motif, diantaranya:1. Batik Solo Motif Sidomukti
Batik motif sidomukti sebenarnya asal dari bahasa Jawa bernama “sido” yang ialah dalam bahasa Indonesia merupakan jadi, & “mukti” adalah merupakan makmur, sejahtera, berkecukupan dan mulia.
Motif batik ini sangat tak jarang sekali digunakan oleh pengantin Jawa, khususnya daerah Solo saat melakukan upacara istiadat Jawa. Hal ini memiliki makna filosofi berupa pada pada memulai kehidupan baru akan diberikan banyak rezeki, keberkahan, dan bahagia selamanya.
Selain itu, motif ini jua mendeskripsikan asa untuk kehidupan yg lebih baik pada masa depan, penuh kesejahteraan, hayati mulia & selalu mengingat Tuhan.dua. Batik Solo Motif Truntum
Motif truntum ini tak jarang sekali dimaknai sang masyarakat Solo sebagai penuntun. Pada awalnya, perempuanJawa khususnya wilayah Solo yang sudah menjadi orangtua umumnya akan menggunakan kain batik motif truntum.
Hal ini dimaksudkan sanggup menjadi penuntun atau panutan bagi anak-anak mereka kelak agar sebagai langsung yang baik. Namun lebih khusus lagi waktu di dalam prosesi pernikahan istiadat Jawa di Solo, orangtua pengantin akan biasa menggunakan motif ini.
Batik Solo motif truntum ini awalnya diciptakan sang Kanjeng Ratu Kencana, yakni Permaisuri menurut pangeran Paku Buwono III yang dimaknai menjadi cinta tumbuh balik .3. Batik Solo Motif Sawat
Batik Solo menggunakan motif sawat ini merupakan bentuk ide dari sawat atau sayap. Pada zaman dulu, galat satu motif batik Solo ini poly yang menduga sakral, dan hanya dipakai sang raja dan keluarganya saja.
Makna yg terkandung pada dalam motif ini tak jarang dikaitkan menggunakan burung garuda menjadi sosok tunggangan buat Dewa Wisnu menggunakan lambang raja atau kekuasaan.
Hingga sekarang ini, batik Solo motif sawat ini masih sering dipakai sang pasangan pengantin saat melakukan prosesi pernikahan adat Jawa. apabila dicermati menurut filosofinya, maka sanggup dikatakan poly yang meyakini sanggup melindungi kehidupan si penggunanya.4. Batik Solo Motif Parang
Motif parang ini adalah keliru satu motif batik paling tua yg pernah terdapat di Indonesia. Nama parang sendiri dari menurut istilah “pereng” yg banyak diartikan menjadi lereng. Sementara kata perengan digambarkan dengan sebuah garis menurun dari tertinggi kepada yang rendah dengan diagonal.
Rangkaian motif misalnya alfabetS saling menjalin, tidak terputus-putus & melambangkan transedental atau keterkaitan. Sebenarnya motif seperti huruf S disini diambil menurut ombak lautan yg menggambarkan semangat yang nir pernah padam.
Motif parang ini sudah terdapat semenjak berdirinya Kerajaan Mataram Kartasura, bentuk lambang dari semangat, kokoh misalnya batu karang, walaupun diterjang ombak namun tetap kokoh. Motif ini juga mempunyai makna transedental dan tidak pernah putus pada artian perbaiki diri dan memperjuangkan.
Untuk batik Solo motif parang mempunyai aneka macam ragam jenis, kurang lebih ada lima macam, antara lain :Parang Rusak
Motif parang rusak merupakan batik yang diciptakan oleh Panembahan Senopati waktu bertapa di Pantai Selatan. Bentuk corak ini mendapatkan wangsit dari gelombang ombak yg tidak pernah lelah menghantam karang pantai.
Batik Solo motif parang rusak ini pula melambangkan insan yang internal melawan kejahatan menggunakan mengendalikan mereka. Sehingga akan lebih bijaksana, watak mulia karakter yg akan menang.Parang Klitik
Batik motif parang ini mempunyai tidak aktif yg halus dengan berukuran yang cenderung lebih mini& menggambarkan cerita feminim. Tetapi pada dasarnya motif ini menggambarkan kelemah-lembutan, sifat halus dan bijaksana yang umumnya digunakan sang putri raja.Parang Barong
Motif parang barong adalah salahsatu batik Solo yang memiliki berukuran lebih besarberdasarkan parang rusak serta diciptakan sang Sultan Agung Hanyakrakusuma. Batik Solo motif parang barong mempunyai makna pengendalian diri pada dinamika usaha monoton, kebijaksanaan pada beranjak dan kehati-hatian pada bertindak.Parang Slobog
Motif parang slobog sendiri menggambarkan sikap ketangguhan, ketelitian, kesabaran yang umumnya digunakan pada upacara peresmian. Batik Solo motif parang slobog mempunyai makna berupa harapan agar pemimpin yang dilantik mampu mengemban & menjalankan tugasnya secara amanah disertai kebijaksanaan dalam dirinya.Parang Kusumo
Motif batik Solo parang kusumo memiliki bentuk diagonal berupa garis berlekuk berdasarkan atas ke bawah. Biasanya batik Solo motif parang kusumo sering digambarkan layaknya bunga sedang mengembang & umumnya digunakan sang calon pengantin mempelai perempuansaat tukar cincin.lima. Batik Solo Motif Kawung
Batik motif kawung memiliki bentuk corak seperti bulatan-bulatan yang mirip menggunakan butir kawung, homogen buah kolang-kaling atau buah kelapa. Banyak pula yg memaknai sebagai bunga teratai yang mempunyai 4 lbr daun bunga merekah.
Orang Jawa poly yg mengartikan bunga teratai menjadi kesucian atau umur panjang.
Pada zaman dahulu, motif batik Solo berupa kawung hanya digunakan sang kalangan kerajaan saja. Menggunakan motif kawung bisa mencerminkan kepribadian seorang pemimpin yang bisa menjaga hati, bisa mengendalikan hawa nafsunya sendiri.
Pelajari Juga! Motif Batik Kawung6. Batik Solo Motif Satrio Manah