Batik Megamendung - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

Batik Megamendung berwarna biru
Motif batik Megamendung merupakan karya seni batik yang identik & bahkan sebagai ikon batik wilayah Cirebon dan wilayah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang nir ditemui di daerah produsen batik lain. Bahkan lantaran hanya ada di Cirebon & adalah mahakarya, Departemen Kebudayaan & Pariwisata akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO buat menerima pengakuan menjadi salahsatu warisan global.
Motif megamendung menjadi motif dasar batik telah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah kitabbatik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. Kekhasan motif megamendung nir saja pada motifnya yg berupa gambar menyerupai awan menggunakan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung pada pada motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara holistik di Cirebon. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds, Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) menyatakan bahwa:“Motif megamendung adalah wujud karya yang sangat luhur dan penuh makna, sehingga penggunaan motif megamendung sebaiknya dijaga dengan baik & ditempatkan sebagaimana mestinya. Pernyataan ini tidak bermaksud membatasi bagaimana motif megamendung diproduksi, tapi lebih pada ketidaksetujuan penggunaan motif megamendung buat barang-barang yg sebenarnya kurang pantas, misalnya misalnya pelapis sandal pada hotel-hotel.”Sejarah motif[sunting sumber]
Sejarah timbulnya motif megamendung menurut kitab& literatur yang ada selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China ke wilayah Cirebon. Hal ini tidak mengherankan lantaran pelabuhan Muara Jati di Cirebon merupakan loka persinggahan para pendatang dari pada & luar negeri. Tercatat kentara pada sejarah, bahwa Sunan Gunung Jati yang mengembangkan agama Islam pada wilayah Cirebon pada abad ke-16, menikahi Ratu Ong Tien menurut China. Beberapa benda seni yang dibawa dari China seperti keramik, piring dan kain berhiaskan bentuk awan.
Dalam paham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas. Bentuk awan adalah gambaran global luas, bebas & mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan pula berpengaruh pada dunia kesenirupaan Islam dalam abad ke-16, yg digunakan kaum Sufi buat ungkapan dunia akbar atau alam bebas.
Pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien sebagai pintu gerbang masuknya budaya dan tradisi China ke keraton Cirebon. Para pembatik keraton menuangkan budaya & tradisi China ke pada motif batik yg mereka buat, tetapi menggunakan sentuhan khas Cirebon, jadi ada disparitas antara motif megamendung dari China dan yg berdasarkan Cirebon. Misalnya, dalam motif megamendung China, garis awan berupa bulatan atau bulat, sedangkan yg dari Cirebon, garis awan, lancip & segitiga.
Sejarah batik pada Cirebon jua terkait dengan perkembangan gerakan tarekat yg syahdan berpusat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Membatik dalam awalnya dikerjakan oleh anggota tarekat yang mengabdi pada keraton menjadi asal ekonomi untuk membiayai grup tarekat tadi. Para pengikut tarekat tinggal di desa Trusmi & sekitarnya. Desa ini terletak kira-kira 4 km berdasarkan Cirebon menuju ke arah barat daya atau menuju ke arah Bandung. Oleh karena itu, hingga sekarng batik Cirebon identik menggunakan batik Trusmi.Unsur motif[sunting asal]
Motif megamendung yg pada awalnya selalu berunsurkan warna biru diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki . Kaum pria anggota tarekatlah yg pada awalnya merintis tradisi batik. Warna biru & merah tua pula menggambarkan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.
Selain itu, rona biru jua dianggap-sebut melambangkan warna langit yg luas, bersahabat dan damai serta melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan menjadi pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru yg dipakai mulai berdasarkan rona biru belia hingga dengan warna biru tua. Biru muda menggambarkan makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan & memberi kehidupan.
Dalam perkembangannya, motif megamendung mengalami poly perkembangan dan dimodifikasi sinkron permintaan pasar. Motif megamendung dikombinasi menggunakan motif hewan, bunga atau motif lain. Sesungguhnya penggabungan motif seperti ini sudah dilakukan sang para pembatik tradisional semenjak dulu, namun perkembangannya sebagai sangat pesat dengan adanya campur tangan dari para perancang kostum.Selain motif, warna motif megamendung yang awalnya biru & merah, kiniberkembang menjadi aneka macam macam rona. Ada motif megamendung yang berwarna kuning, hijau, coklat dan sunting asal]
Proses produksinya yang dahulu dikerjakan secara batik tulis & batik cap, menggunakan pertimbangan irit diproduksi secara akbar-besaran dengan cara disablon (printing) di pabrik-pabrik. Walaupun kain bermotif megamendung yg didapatkan dengan proses seperti ini sebenarnya tidak mampu diklaim dengan batik.
Wujud motif megamendungpun yg dulunya hanya dikenal dalam wujud kain batik, kinimampu ditemui pada aneka macam macam bentuk barang. Ada yang berupa hiasan dinding lukisan kaca, produk-produk interior seperti ukiran kayu maupun produk-produk alat-alat rumah tangga seperti sarung bantal, sprei, taplak meja dan lain-lain.Lihat juga sunting asal]Batik Cirebon